Doa Niat Puasa Ramadhan Hari ini, Minggu, 3 April 2022, umat Islam di Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Sebelum berpuasa di bulan Ramadhan, seseorang perlu membaca niat puasanya.
Adapun tujuan Ramadhan, perlu dibaca sebelum sahur setiap malam, atau setelah shalat Tarawih.
Menurut situs islam.nu.or.id, menurut mazhab Syafi’i, tujuan puasa Ramadhan adalah dilaksanakan setiap malam. Artinya, satu niat dan satu puasa.
Sedangkan menurut Imam Malik, puasa Ramadhan bisa dilakukan satu kali selama sebulan penuh jika lupa membaca niat puasanya.
Niat sebulan penuh Ramadhan mungkin masih asing bagi sebagian orang. Akan tetapi, dalam masyarakat Indonesia, hal tersebut lumrah dilakukan oleh banyak orang. Niat puasa Ramadhan sebulan penuh yang dimaksud adalah niat membaca pada malam pertama Ramadhan dengan mengumpulkan niat puasa Ramadhan sebulan penuh.
Doa Niat Puasa Ramadhan Sebulan
Sebelum menjalankan puasa Ramadhan, penting untuk terlebih dahulu membaca niat Ramadhan, baik niat Ramadhan harian maupun niat Ramadhan lurus.
Niat puasa Ramadhan diartikan sebagai berikut:
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Harian
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَ
“Nawaitu shauma ghadin an adai fardhi syahri ramadhana haadzhihis sanati lillahi taala”
Inilah Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala,
Bacaan Niat Puasa Ramadhan selama 1 bulan penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كِلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma jami’i syahri ramadlani hadzihissanati taqlidan lil imam mâlikin fardlan lillâhi ta’ala”
Inilah Artinya: “Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Taala,”
Hukum Niat Puasa di Bulan Ramadhan
Para ulama dari keempat mazhab sepakat bahwa puasa di bulan Ramadhan harus dimulai dengan niat. Hanya saja mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang aturan memaknai niatnya. Menurut tiga mazhab kecuali Malikiyyah, niat harus diulang dan diperbarui setiap hari sebelum puasa.
Imam Syafii, Malik, Ahmed bin Hambar dan para pengikutnya menyatakan bahwa niat puasa harus dilakukan pada malam hari, yaitu antara matahari terbenam dan matahari terbit. Jika niat itu dilakukan di luar waktu tersebut, maka hukumnya batal.
Sementara itu, Abhanifah dan para pengikutnya mengatakan bahwa puasa dapat dilakukan mulai dari terbenamnya matahari hingga tengah hari. Artinya, tidak perlu niat di malam hari.
Kelompok pertama terdiri dari imam Hanafi, Syafi’i dan Hambali yang harus memperbaharui atau mengamalkan niat puasa setiap hari.